Rabu, 09 Desember 2020

Stomatitis

 

                                                            Stomatitis



> Definisi Stomatitis

Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis yang berarti inflamasi (radang). Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis), bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa berarti inflamasi pada mulut. Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri (seperti oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera mulut akibat makanan atau minuman panas, atau oleh kondisi yang memengaruhi seluruh tubuh (seperti obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi).

> Jenis-jenis Stomatitis

1.                A. Aphtous Stomatitis (Canker Sore)

    Aphtous stomatitis (stomatitis aftosa) merupakan sebuah penyakit paling umum yang terjadi pada area dalam mulut akibat proses peradangan dan biasanya menimbulkan luka yang disertai rasa sakit. Stomatitis aftosa tampak seperti luka dengan pinggiran berwarna merah akibat terjadinya peradangan dan berwarna putih atau kuning pada bagian tengahnya.Stomatitis jenis ini lebih dikenal dengan sebutan sariawan. Berdasarkan ukurannya, stomatitis aftosa dibedakan dalam tiga kategori, yaitu stomatitis aftosa minor, mayor, dan herpetiform.Pada jenis minor, sariawan berukuran kecil dan akan hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu 4-14 hari. Sedangkan pada jenis mayor, sariawan yang muncul berukuran lebih besar dan memakan waktu yang cukup lama (hingga 6 minggu) untuk sembuh. Sedangkan pada jenis herpetriform, sariawan muncul kecil-kecil dalam jumlah banyak yang berkelompok dan baru akan hilang dalam jangka waktu kurang dari 30 hari.

2.                B.Herpes Stomatitis (Cold Sore)

      Herpes stomatitis merupakan sebuah peradangan (disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks 1 atau HSV1) di sekitar bibir dan rongga mulut. Penularan virus ini biasanya terjadi melalui kontak antar mulut (oral-to-oral contact) di mana terjadi pertukaran air liur, seperti berbagi alat makan atau melalui ciuman. Stomatitis ini tampak seperti lepuhan yang berbentuk bulat dan dipenuhi oleh cairan serta dapat pecah sehingga menimbulkan luka

 

>Gejala Stomatitis

Gejala yang muncul pada sebagian besar pasien (85%) yaitu ulser bentuk minor, yang ditandai dengan ulser bentuk bulat atau oval, disertai rasa nyeri dengan diameter antara 2−4 mm, kurang dari 1 cm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematous.Ulser ini cenderung mengenai daerah non keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut. Ulser bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima dan menyembuh dalam waktu 7−14 hari tanpa disertai pembentukan jaringan parut.

>Penyebab dan Faktor Risiko Stomatitis

Stomatitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain defisiensi vitamin seperti zat besi, asam folat, vitamin B12 atau B kompleks, psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi, hingga tergigit, luka ketika menyikat gigi, alergi terhadap makanan ataupun adanya infeksi oleh bakteri. 

>Pencegahan Stomatitis

Perhatikan selalu kebersihan mulut, hindari merokok, dan jangan menggosok gigi terlalu kasar. Perbanyak serat dan vitamin dari buah maupun sayuran.

>Penanganan Stomatitis

Umumnya stomatitis membaik dengan sendirinya. Asupan susu/jus buah bisa dikonsumsi dalam porsi lebih banyak daripada biasanya. Suplementasi zinc, vitamin B kompleks, vitamin C, dan zat besi. Es krim bisa diberikan karena efek dingin cukup meredakan rasa perih dan mengandung nutrisi juga.

 

 

 

 

 

 

Sumber :

https://www.halodoc.com/kesehatan/stomatitis

https://doktersehat.com/mengenal-penyebab-dan-jenis-sariawan-stomatitis/

CARA MEMILIH SIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR

 Cara Memilih Sikat Gigi Yang Baik Dan Benar




Sikat gigi merupakan salah satu alat untuk membantu membersihkan permukaan gigi. Terdapat banyak jenis-jenis sikat gigi, dari yang bulunya halus sampai kasar, yang berbentuk kecil hingga besar, dan berbagai bentuk tangkai sikat gigi. Dengan memilih sikat gigi dengan baik dan benar dapat membantu menjaga kesehatan gusi serta permukaan gigi agar tetap sehat. Berikut merupakan cara memilih sikat gigi yang baik dan benar :

1. Bulu Sikat Gigi

Saat Anda membeli sikat gigi terdapat label bertuliskan "hard/medium/soft" itu menandakan tekstur dari bulu sikat gigi produk tersebut. Bulu sikat gigi dengan tektur "hard" dapat membantu membersihkan permukaan gigi secara optimal tetapi dapat melukai permukaan gusi pada rongga mulut tersebut, apalagi jika teknik untuk menyikat gigi yang digunakan salah. Maka dari itu pemilihan untuk bulu sikat gigi lebih baik memilih tingkat bulu yang medium atau soft untuk membantu menjaga kesehatan gusi pada rongga mulut tersebut.

2. Ujung Kepala Sikat Gigi

Bagian ujung kepala sikat gigi yang kecil merupakan yang terbaik karena dapat menjangkau permukaan gigi paling belakang agar mudah dijangkau saat menyikat gigi.

3. Pegangan Sikat Gigi

Bagian sikat gigi ini dapat dipilih yang nyaman saat digenggam dan tidak licin saat menyikat gigi.

Senin, 12 Oktober 2020

Karang Gigi

 

Karang Gigi


Definisi Karang Gigi

Karang gigi adalah suatu endapan keras yang terletak pada permukaan gigi berwarna mulai dari kuning-kekuningan, kecoklat-coklatan, sampai dengan kehitam-hitaman dan mempunyai permukaan kasar(Rani, 2010). Berdasarkan lokasinya, karang gigi dibagi menjadi 2 macam yaitu karang gigi supragingival dan karang gigi subgingival. Karang gigi supragingival terletak di atas gusi atau di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, biasanya warnanya lebih terang, putih kekuningan/konsistensinya seperti kapur. Sedangkan karang gigi subgingival terletak di bawah gusi/saku gusi atau di permukaan akar gigi, biasanya warnanya lebih gelap , padat dan keras. 


Gejala Karang Gigi

Karang gigi dapat dikenali dengan adanya lapisan seperti kotoran berwarna kekuningan, kehitaman, atau kecokelatan pada garis gusi, dan sulit dihilangkan meski telah dibersihkan atau disikat berulang kali. Karena karang gigi merupakan dampak dari plak gigi yang tidak ditangani, maka penderita karang gigi akan merasakan gejala lain berupa mulut kering dan bau mulutSecara umum, terbentuknya karang pada gigi tidak menimbulkan gejala yang mengganggu fungsi gigi itu sendiri atau kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, jika karang gigi tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu munculnya gingivitis. Gingivitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada gusi. Ketika karang gigi telah menyebabkan gingivitis, maka gejala yang muncul dapat berupa:

  • Gusi bengkak.
  • Gusi berwarna gelap.
  • Gusi terasa nyeri saat disentuh.
  • Gusi mudah berdarah.

Penyebab Karang Gigi

Karang gigi disebabkan karena adanya plak pada gigi yang tidak mendapatkan penanganan. Plak gigi itu sendiri merupakan sebuah lapisan licin dan tipis pada gigi yang terbentuk akibat adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi. Ketika plak pada gigi tidak ditangani untuk kurun waktu tertentu, plak tersebut akan mengeras, membentuk karang yang sulit untuk dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.

Makanan atau minuman yang dapat memicu plak penyebab karang gigi adalah makanan yang mengandung gula, seperti permen, kue, atau minuman bersoda.

Seseorang memiliki risiko tinggi mengalami karang gigi apabila:

  • Merokok.
  • Jarang membersihkan gigi.
  • Tidak membersihkan mulut dengan obat kumur antibakteri.
  • Tengah menggunakan obat-obatan yang memengaruhi kesehatan gigi, seperti antihistamin atau dekongestan.

Penanggulangan Karang Gigi

Ketika plak pada gigi sudah mengeras dan menjadi karang, kondisi tersebut tidak dapat diatasi hanya dengan menggosok gigi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter akan menganjurkan scaling gigi. Scaling gigi adalah tindakan medis non bedah (tanpa sayatan) untuk mengikis karang-karang pada gigi. Proses pembersihan karang gigi dilakukan menggunakan alat scaler. 



 

Pencegahan Karang Gigi

Karang gigi merupakan kondisi yang dapat dicegah. Dengan melakukan perawatan gigi di rumah, setiap orang dapat terhindar dari karang gigi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Membersihkan gigi dengan menggunakan sikat gigi, tehnik dan frekuensi yang tepat.
  • Menggunakan benang gigi (dental floss) untuk pembersihan mekanis tambahan untuk gigi-gigi yang berjejal yang tidak dapat dijangkau dengan sikat gigi
  • Menggunakan obat kumur sebagai antiseptik rongga mulut (jika diperlukan)
  • Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C (misalnya kiwi, strawberry, jeruk dll) untuk menjaga kesehatan gusi.
  • Mengkonsumsi makanan berserat (misalnya sayuran hijau) untuk pembersihan gigi secara alami.
  • Gunakan pembersih mulut antibakteri.
  • Hindari kebiasaan buruk sepeti merokok, dan mengurangi konsumsi air kopi atau teh.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi ke dokter gigi secara rutin (3 atau 6 bulan sekali.

Komplikasi Karang Gigi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya karang gigi adalah:

 

 

Sumber :

Jurnal Perilaku Pasien terhadap Upaya Pembersihan Karang Gigi Di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas II Denpasar Timur Kota Denpasar (Ni Wayan A, Harbandinah P, Laksmono W)

https://www.alodokter.com/karang-gigi

https://www.alodokter.com/mengenal-penyebab-karang-gigi-dan-cara-pencegahannya